FIXSUMBAR — 500 mahasiswa UNAND mau semenster dua ini sepertinya akan stop melanjutkan cita-citanya menjadi sarjana.
Pasalnya 500 mahasiswa itu PKH-nya tidak diproses, kuota UNAND diakonodir hanya 1500 mahasiswa, akibatnya si mahasiswa itu harus membayar uang kuliah selangit.
Akhirnya sejumlah mahasiswa dan orang tuanya mendatangi M.Zuhrizul yang juga seorang Alumni Unand guna mengadukan nasib anak mereka yang terancam berhenti kuliah karena tak sanggup membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester kedua.
“Padahal 500 mahasiswa itu pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), namun tidak berarti karena mereka tetap diwajibkan membayar uang kuliah yang terbilang besar jumlahnya bagi mereka yang tergolong anak dari orang tua yang tidak mampu, “ujar seorang mahasiswa mengadu ke M Zuhrizul, Minggu 29/1-2023 di Ulakakrang Padang.
M Zuhrizul kepada wartawan mengungkap sekitar 500 mahasiswa lagi yang terancam berhenti kuliah karena sebagai pemegang KIP Kuliah yang menurut Permendikbud 10 nomor 2020 tentang Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) jelas disebutkan siswa atau mahasiswa pemegang kartu KIP diberikan keringanan pembayaran UKT atau uang kuliah di perguruan tinggi.
“Sebenarnya ini dilema juga untuk Universitas Andalas, jika memang karena alasan kuota yang tidak terakomodir sampai 500 mahasiswa penerima bantuan UKT KIP-K terancam berhenti kuliah harus dari awal dibatasi juga penerimaan mahasiswa baru sehingga mimpi mereka kuliah di Unand tidak pupus sia-sia, saya akan berupaya mencarikan solusi terbaik bagi 500 mahasiswa itu,”ujar M Zuhrizul.
M.Zuhrizul meminta Rektor Unand mengambil tindakan lanjutan terhadap masalah ini meskipun sebelumnya pihak UNAND sudah menawarkan solusi dengan membuka ruang cicilan.
“Pembayaran UKT model cicilan tetap saja hal tersebut bukan langkah yang bijak bagi mereka mahasiswa yang tergoling keluarga kurang mampu ini, ” ujar M Zuhrizul.
Saat ini menurut informasinya beberapa mahasiswa yang sedang mengalami permasalahan kendala pembayaran uang UKT ini hanya bisa berharap pertolongan yang diberikan beberapa dosen yang bersimpati serta ada juga rekan mahasiswa tersebut menggalang dana untuk membantu meringankan masalah tersebut.
Komentar