Bahaya Pemilih Terpukau Subjek, Rahmat Saleh: Ide dan Gagasan Kosong

FIXSUMBAR – Sekretaris Umum DPW PKS Sumatera Barat (Sumbar) Rahmat Saleh menekankan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan gagasan dan ide, bukan hanya sosok dalam Pilkada 2024.

“Kita tidak lagi berbicara orang, tapi sistemnya. Jangan dilihat lagi subjeknya atau orangnya, melainkan objeknya, bagaimana ide, gagasan dan manajemennya,” ujar Rahmat pada Diskusi Publik ‘Status Quo atau Perubahan’ yang digelar oleh Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumbar di V-Coffee, Kota Padang, Kamis 2/5-2024.

Menurutnya, perubahan adalah kunci kemajuan suatu daerah. Keberhasilan pembangunan kata Rahmat Saleh suatu daerah itu pastinya dari perubahan.

Baca Juga :  Ekos Albar Diantusiasi Jemaah Masjid di Lapai

“Perubahan itu ada setiap waktu, kalau tidak ada perubahan, maka tidak ada peningkatan dalam kepemimpinan,” jelas Rahmat.

Rahmat mengakui bahwa kepemimpinan Mahyeldi-Audy telah menunjukkan beberapa peningkatan dalam berbagai sektor.

“Kita harus jujur, bahwa sejak dilantik, Mahyeldi-Audy sudah mendapatkan beberapa pencapaian, semisal kemarin, kita Indeks Pembangunan Manusia atau IPM nomor rangking 6 nasional. Kemudian pertumbuhan ekonomi kita juga baik,” kata Rahmat.

Namun, ia juga memahami bahwa masih ada kekurangan dalam kepemimpinan Mahyeldi-Audy.

“Mungkin ada beberapa sektor yang masih kurang maksimal, tapi itu punya faktor tersendiri. Tapi, jangan tidak dinilai keberhasilannya,” sebut Rahmat.

Baca Juga :  Terungkap Pada Diskusi Publik, Pemimpin Ideal Untuk Sumbar Harus Progresif dan Transformatif

Salah satu kelebihan kepemimpinan Mahyeldi-Audy menurut Rahmat adalah keharmonisan antara Gubernur dan Wakil Gubernurnya.

“Harmonisasi hubungan antara Gubernur dan Wagub itu menjadi faktor untuk keberhasilan, untuk membangun tim, mustahil bisa membangun networking kalau keakuran kepala daerah tidak bagus, pertumbuhan ekonomi minus jadi plus” kata Rahmat.

Rahmat berharap masyarakat dapat memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, ide, dan gagasannya, bukan hanya sosoknya.

“Kita berharap masyarakat memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak. Bagaimana ide dan gagasannya, sekali lagi, objeknya, bukan lagi tentang subjek,” harap Rahmat.(dri)









Komentar