FIXSUMBAR, – Festival Sibalam berhasil digelar dengan sukses di Nagari Situjuah Banda Dalam, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Festival ini menjadi tonggak kebangkitan Nagari Situjuah dan menampilkan beragam budaya serta kuliner otentik daerah tersebut.
Festival yang pertama kali diadakan ini menampilkan berbagai atraksi seni, termasuk tari-tarian Minang, permainan tradisional anak nagari, dan lomba memasak Pongek Cubadak—kuliner khas Situjuah yang sudah dikenal luas. Ribuan pengunjung berpartisipasi dalam acara yang digelar selama tiga hari, dari 17 hingga 19 Agustus, di gelanggang Tumpas, Jorong Padang Ambacang.
Pongek Cubadak, hidangan tradisional yang menjadi simbol budaya Situjuah, juga menjadi pusat perhatian dalam festival ini. Hidangan ini selalu hadir dalam acara-acara besar seperti pernikahan dan baralek pangulu, menandai pentingnya kuliner ini dalam kehidupan masyarakat Situjuah.
Yorri Anetof, Ketua Panitia Festival Sibalam, menjelaskan bahwa festival ini diharapkan menjadi acara tahunan yang akan dimasukkan dalam kalender wisata daerah. “Festival ini akan menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya dan seni Nagari Situjuah, serta mempromosikan Pongek Cubadak sebagai brand kuliner yang dapat bersaing di tingkat nasional,” kata Yorri.
Wali Nagari Situjuah Banda Dalam, Lakon Siska, mengungkapkan bahwa festival ini tidak hanya mempersatukan masyarakat tetapi juga menjadi langkah awal untuk mengembangkan Nagari Situjuah Banda Dalam sebagai destinasi wisata kuliner, budaya, dan agrowisata. “Kami ingin menjadikan Nagari Situjuah Banda Dalam sebagai tujuan wisata yang diakui, mengingat potensi besar yang dimiliki daerah ini,” jelas Lakon Siska.
Benni Okva, anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan putra asli Situjuah, menekankan bahwa Festival Sibalam adalah momentum kebangkitan bagi Nagari Situjuah. “Ini adalah saat yang tepat bagi Situjuah untuk bangkit dan dikenal luas, bukan hanya karena keindahan alamnya tetapi juga karena keanekaragaman budaya dan kulinernya,” ungkap Benni.
Komentar