FIXSUMBAR — Judi itu sangatlah meresahkan masyarakat, karena merugikan bagi masyarakat itu sendiri juga tegas di larmag baok oleh hukum agama maupun hukum negara, ingat itu!!!
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan, SH. S.Ik. M.Si menyampaikan, telah berdampak keresahan dari masyarakat Sumbar terhadap perkembangan kegiatan perjudian,
Atas resahnya amasyarakat di Sumbar Kapolda Irjen Pol Teddy Minahasa Putra disampaikan Kombes Pol Dwi tidak mau slow respon, jenderal bintang dua ini langsung menindaklanjuti kepada seluruh personel Polda Sumbar dan jajaran tegas sikat segala bentuk perjudian.
Dikatan Dwi, Irjen Pol Teddy sejak 1 Agustus 2022 ini telah melakukan penindakan segala bentuk perjudian, karena alasannya pertama adalah perjudian itu perbuatan yang melanggar aturan agama dan aturan negara sesuai undang-undang.
Ketiga disampaikan Kombes Pol Dwi, judi itu tidak sesuai falsafah masyarakat Sumbar tentang “Adat basandi Syara’, dan Syara’ basandi Kitabullah” yang terkenal religius ini.
“Terakhir, perjudian ini menyengsarakan masyarakat kecil yang ekonominya lemah. Sehingga manakala sudah kehabisan uang untuk berjudi sangat potensial melakukan kriminalitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk berjudi lagi. Mereka tidak tau perjudian itu tidak membuat kaya, justru hanya bandarnya saja yang dibuat kaya,” bebernya, Senin 15 Agustus 2022.
Sampai dengan hari yang ke 15 ini, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa, SH. S.Ik. MH semakin atensi, yang akan membawa resiko juga bagi aparat kepolisian yang bermain perjudian, baik sebagai beking, pemasang ataupun pihak kepolisian yang tutup mata dengan adanya perjudian.
“Jumlah penindakan akan dipantau terus oleh bapak Kapolda Sumbar,” ujar Kombes Pol Dwi, dikutip. dari tribrata news.
Disebutkan Kabid Humas, Polda Sumbar hingga Senin jajaran Polri se Sumbar telah berhasil mengungkap kasus perjudian sebanyak 124 laporan polisi, dengan tersangka 230 tersangka dengan didominasi oleh pelaku judi online.
“Komitmen bapak Kapolda Sumbar tidak ada kasus judi yang diselesaikan secara Restoratif Justice, semua kasus judi harus di naikkan (sampai) ke pengadilan sampai ada keputusannya,” jelas Kabid Humas Polda Sumbar.
Berkaitan kasus judi ini, Pasal yang diterapkan adalah Pasal 303 bis KUHP ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara paling banyak dendanya Rp 15 juta.
Kemudian, juga Pasal 45 Ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun penjara atau pidana paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
“Dari 124 penangkapan ini, kebanyakan berpraktik secara online dengan total jumlah tersangka 226 orang,” terangnya.
Terkait komitmen dan kebijakan Kapolda Sumbar untuk memberantas judi, Kombes. Pol Dwi berpesan kepada rekan-rekan wartawan jika mengetahui adanya masyarakat atau anggota kepolisian yang terlibat judi agar segera dilaporkan kepada pihaknya.
“Konstelasi ini tentunya tidak dapat diabaikan oleh aparat penegak hukum, maupun oleh seluruh stakeholder,” ujarnya.
Peran seluruh elemen masyarakat sangat diharapkan untuk dapat memberantas segala bentuk perjudian di Provinsi Sumatera Barat.
“Informasikan kepada kami Polda Sumbar manakala di seputar rekan-rekan ada yang bermain judi. Agar rekan-rekan bisa mensosialisasikan apa yang kita sampaikan tadi. Kita tidak akan kendor dalam memberantas perjudian di Sumbar, hingga Sumatera Barat benar-benar bersih dari praktik judi,”ujar Kombes Pol Dwi. (ck)
Komentar