Kelanjutan Pembangunan Jalan Pantai Padang-BIM Dipertanyakan, Maidestal Hari Mahesa Kritik Gubernur Sumbar

Pakar kebencanaan Sumbar, Ade Edward, mengungkapkan bahwa pada 2007, di masa Gubernur Gamawan Fauzi, Pemprov Sumbar telah merancang strategi mitigasi tsunami melalui pembangunan jalan Pantai Padang-BIM.

“Jalan ini tidak hanya penting untuk ekonomi, tetapi juga sebagai strategi mitigasi bencana, khususnya tsunami,” kata Ade.



Ade menjelaskan bahwa keberadaan jalan Pantai Padang-BIM dapat mendorong peningkatan nilai ekonomi tanah di sepanjang jalan, sehingga memfasilitasi relokasi pemukiman warga ke area yang lebih aman.

Selain itu, bangunan-bangunan permanen yang tahan gempa dan tsunami, seperti hotel dan restoran, dapat didirikan di sepanjang jalan ini dan berfungsi sebagai benteng sekaligus shelter tsunami.

Baca Juga :  Darak Badarak, Barongsai dan Pesta Kembang Api Meriahkan Karnaval RI

“Dengan tidak adanya kelanjutan pembangunan jalan ini, upaya mitigasi tsunami juga terhenti. Padahal, dalam konteks ancaman gempa megathrust Mentawai, keberadaan jalan ini sangat penting,” tegasnya.

Ade juga mengingatkan bahwa rencana pembangunan jalan Pantai Padang-BIM ini sudah dirancang sejak gempa besar tahun 2007.

“Pada waktu itu, dari Simpang Olo Ladang ke arah Hotel Pangeran hanya ada jalan tanah setapak, belum ada jalan permanen. Sekarang, di tengah ancaman bencana yang kian nyata, kelanjutan proyek ini menjadi lebih krusial,” ujarnya.

Baca Juga :  Hari Pariwisata Dunia, Mahyeldi Serahkan Angpau

Dengan perhatian pada ancaman gempa megathrust dan potensi tsunami, kelanjutan pembangunan jalan Pantai Padang menuju BIM menjadi isu penting yang perlu segera diatasi oleh pemerintah demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. (*)

Komentar