Ketahanan Pariwisata Memperkokoh Ketahanan Nasional

Febby Dt Bangso.
Febby Dt Bangso.

MEMAKNAI Perayaan Hari Ketahanan Pariwisata Global ke 2 - 2024 Competency dan NasionalismeHari Ketahanan Pariwisata Global yang ke dua, pada hari ini dirayakan di Montego Bay. Perayaan yang berlangsung tanggal 16 - 17 Februari 2024 ini mungkin belum begitu familiar bagi pelaku dan industri pariwisata di Indonesia. padahal ketahanan menjadi tonggak penting pembangunan pariwisata pada era sekarang ini.

Sejarah hari Hari Ketahanan Pariwisata Sedunia:Majelis Umum PBB menekankan perlunya negara-negara anggota untuk meratifikasi Hari Ketahanan Pariwisata Global melalui Resolusi A/RES/77/269, 06 Februari 2023. Hari ketahanan pariwisata global ditetapkan pada tanggal 17 Februari oleh PBB.

Peringatan ini bertujuan untuk menekankan perlunya mendorong pembangunan pariwisata yang berketahanan.Konsep keberlanjutan dimaksud adalah bagaimana pariwisata dapat menghadapi guncangan, dengan mempertimbangkan kerentanan terhadap keadaan darurat.

Out Come utama yang diharapkan adalah mengupayakan negara-negara anggota untuk mengembangkan strategi nasional dalam rehabilitasi setelah terjadinya gangguan.Negara anggota juga didorong untuk merancang berbagai kerja sama swasta-publik serta diversifikasi kegiatan dan produk ketahanan pariwisata.

Ketahanan Pariwisata didefinisikan sebagai kemampuan industri untuk secara konsisten menghadapi bencana dan krisis.Ketahanan pariwisata dirancang agar menjaga stabilitas sekaligus memastikan fleksibilitas dan keragaman yang diperlukan untuk inovasi dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Pendemi Covid-19 telah menghancurkan pariwisata dunia secara signifikan, proses pemulihan harus terus dilakukan dan yang paling penting adalah menyusun rencana mitigasi.Ancaman krisis pada sektor pariwisata ke depannya masih sangat banyak misalnya saja perubahan iklim dan perang, untuk itu ketahanan pariwisata memegang peranan penting. Ketahanan pariwisata dibangun dari kemampuan adaptasi dari segala macam kondisi, termasuk upaya pemulihan disaat dan setelah ancaman muncul.

Membangun pariwisata yang tangguh dan berketahanan, diperlukan sumber daya manusia di sektor pariwisata yang kompeten dan tersertifikasi. SDM ketahanan pariwisata yang berkompeten akan mampu membaca situasi dan dengan cepat menetapkan strategi menghadapi krisis.Kompetensi mengacuhkan pada kecakapan atau kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam bidang tertentu sesuai dengan jabatan yang dipegang.

Pengertian lainnya mengenai kompetensi adalah keterampilan, sikap dasar, pengetahuan, serta nilai yang ada dalam diri seseorang tercermin dari kemampuan bertindak dan berpikir secara konsisten.Oleh karena itu, kompetensi tidak hanya mengenai kemampuan ataupun pengetahuan yang dimiliki seseorang saja, tetapi kemauan untuk melakukan apa yang diketahui dan bisa menghasilkan manfaat.

Selain kompetensi, ketahanan pariwisata di Indonesia harus dimulai dengan mengedepankan rasa Nasionalisme. Semangat nasionalisme telah terbukti membangun bangsa Indonesia yang kuat dengan berbagai ancaman. Dalam konteks sejarah, Bung Karno secara tegas mengubah istilah ‘tourisme’ menjadi ‘pariwisata,’ agar nasionalisme pariwisata bangsa dapat terbangun.Nasionalisme yang sama dapat digunakan pada ketahanan pariwisata terutama ketika menghadapi invasi budaya asing yang menggerus budaya dan karakter khas pariwisata Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perjalanan wisatawan nasional (wisnas) selama 2023 mencapai 7,52 juta perjalanan. Jumlah ini meningkat 112,26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 3,54 juta perjalanan.Hal ini harus menjadi catatan, apakah destinasi pariwisata Indonesia kurang menarik, mahal atau kompetensi sumber daya pariwisata kita masih belum maksimal.

Editor : Fix Sumbar
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini