FIXSUMBAR --- Founder RRc dan Tim Aksi Peduli Gempa DPP IKA Unand, Ilhamsyah Mirman menggoreskan laporannya langsung dari daerah epicentrum gempa bumi berkekuatan 6,1 skala richter, Kajai dan Malampah."Alhamdulillah, trip 2 perjalanan, 'Timbo Abu - Kajai Bangkit' Sabtu dan Minggu 5-6 Maret 2022, kolaborasi Ranah Rantau circle (RRc) dengan URC IKA Unand Peduli, didukung Dinas Perkimtan Sumbar, IKBA Satili & Ukhuwah 12-89, lancar dalam suasana cerah," demikian Ilmasyah Mirman mengawali laporoanya diterima FIXSUMBAR.
"Meski diwarnai kabut dan hujan di sepertiga perjalanan, antara Bawan - Simpang IV, namun situasi umum mulai mengarah normal," ujar Ilhamsyah Mirman mendeskripsikan cuaca di daerah bencana.Giat awal koordinasi dengan mahasiswa yang bertugas sebagai team pendataan/assessment, warga Timbo Abu (lokasi sasaran utama pembuatan Huntara) serta dialog bersama pengungsi.
Banyak informasi dan kondisi terbaru dari ketiga kelompok tadi, mahasiswa, masyarakat dan pengungsi, yang perlu dicermati agar proses berikutnya rehab rekon maupun pemulihan kehidupan pasca gempa dapat berjalan cepat dan berlangsung dengan baik."Setelah ini prosedurnya rehab-rekon, ada lima hari lagi masa tanggap darurat gempa Pasaman Barat semoga tidak diperpanjang oleh bupati dua kabupaten diguncang Gempa Jumat Pagi, 25 Februari 2022," ujar Ilhamsyah.
Reportase Ilhamsyah Mirman mengatakan bangunan di lokasi Jorong Tanjung Beruang, Nagari Kajai, berhasil di data subkelompok yang terdiri dari 3 orang, ada sebanyak 34 rumah.'Kesulitan tim di lapangan, banyak rumah yang dibongkar pemiliknya, sehingga saat kami datang membuat penilaian, umumnya masuk kriteria rusak berat,"ujar Habibi kepada Ilhamsyah.
Dikoordinir Geby, sebanyak 106 mahasiswa Unand bersama beberapa perguruan tinggi lainnya, terlibat dalam proses yang bakal dijadikan dasar bagi pemerintah membantu hunian terdampak gempa.BNPB, sebagai penanggungjawab, menggandeng Pusat Studi Bencana (PSB) Unand koordinator pendataan yang direncanakan dalam waktu sepuluh hari dapat diketahui jumlah dan kategori kerusakannya.
Dengan sikap warga yang mulai berbenah merapikan tempat tinggalnya, tentu bakal menyulitkan. Bukannya tidak mungkin akan menghasilkan data baru yang berbeda jauh dengan yang selama ini dijadikan acuan.Sementara kondisi Nagari Persiapan Simpang Timbo Abu kian memilukan. Adanya longsor jalan Jembatan Panjang - Talu, membuat makin terisolir."Dua jalur ke arah Kajai kondisinya masih tak menentu," ujar Ilhamsyah melanjutkan.Memanfaatkan potensi yang ada dan intensnya perhatian, hendaknya dinas teknis terkait proaktif mengajak peran strategis kepada para donatur membantu.
Bukan sekedar sembako, terpal atau baju bekas, namun sumbangsih berupa peminjaman alat berat, truk pengangkut, material bangunan dan tenaga terampil, amat berarti saat ini.Demikian pula nasib pengungsi di halaman kantor Bupati Pasbar. Meski dilengkapi toilet portabel, namun kenyataannya tiga dari enam toilet tersebut dalam kondisi terkunci.
Suasana tenda besar mengeluarkan bau kurang sedap, karena udara sepertinya tidak mengalir dengan baik. Padahal jumlahnya sudah jauh berkurang ketimbang hari sebelumnya."Dari ketiga kondisi tersebut, bisa disimpulkan banyak pekerjaan rumah. Mau tidak mau harus diperkuat koordinasi dan kesungguhan para pengemban amanah. Harapannya tentu segala permasalahan dapat dicarikan solusi terbaik dan secepatnya, agar tidak berlarut-larut,"ujar Ilhamsyah Mirman.
Sekalipun tema gempa hanya berlaku di satu dua nagari dan selingkup halaman, karena di seberang pagar kantor bupati kaum muda duduk santai menikmati udara malam, namun bagaimana kita menangani kerja kemanusiaan ini menjadi catatan kedepan.Tingginya partisipasi pemerintah (pusat dan provinsj) juga para dermawan di ranah dan rantau, serta turun tangannya ratusan relawan, hendaknya menjadi penyemangat aparat pemerintah daerah Pasaman Barat khususnya.
Editor : Fix Sumbar