Oleh : Ilhamsyah Mirman (Founder Ranah Rantau circle)
JANJI Allah SWT itu pasti, akan ada hikmah pada setiap kejadian di muka bumi, terutama bagi kita yang mau cermat membaca fenomena dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Demikianlah, gempa yang menghoyak wilayah Pasaman dan Pasaman Barat berdampak luar biasa bagi masyarakat. Nyaris seluruh tempat tinggal, terutama berbahan baku bata dan dinding plester, terjungkal oleh hentakan gempa tektonik 6,2 skala richter (SR) diupgrade BMKG 6,1 SR pada Jumat 25 Februari 2022.
Dampak parah Gempa Patahan Talamau itu terasa dan kentara terlihat di wilayah Mudiak Simpang, Pasa Lamo dan Timbo Abu.
Duka tak terkira inilah yang menjadi peletup semangat para pejuang kemanusiaan untuk berbagi ilmu dan juga materi meringankan beban sesama.
Dua pekan jelang bulan Ramadhan, waktu yang tepat untuk berzikir dan berdoa, justru mereka masih berkutat di bawah tenda pengungsi. Tumplek bersama.
Bertemankan dinginnya malam, bermandi keringat panasnya siang, berkuyup gigil tetesan air hujan. Di tiga pekan ini hampir tiga ribuan keluarga, yang seluruhnya keluarga ‘kita’, nyaris bernasib sama. Menggayut tanya di hati, mungkinkah hari raya Idul. Fitri mereka korban gempa bumi itu bisa di rumah sendiri.
Maka Ranah Rantau circle (RRc) bersama Pusat Studi Bencana (PSB) Unand yang ‘legendaris’ dan Politeknik Negeri Padang (PNP) untuk ‘buka lapak’. Bertajuk Klinik Konstruksi, kegiatan diawali pelatihan bagi tukang dan warga yang akan memperbaiki rumahnya sendiri.
Aksi lanjutan program stimulus hunian sementara (Huntara) ini berfokus pada pengenalan efek gempa terhadap kondisi bangunan dan peningkatan pengetahuan warga yang cukup banyak memiliki ‘skill’.
Sungguh trenyuh melihat kondisi rumah tinggal rusak di sekujur sudut akibat kealpaan atau ketidak tahuan tukang setempat
Didukung Persatuan Isteri Karyawan PLN, Dinas Perkimtan Sumbar, DPD IKA USU Sumbar, DPP IKA Unand dan KOGAMI, kolaborasi ini akan dilaksanakan Minggu 20 Maret 2022 di jorong Timbo Abu pukul 10.00 WIB.
Komentar