Manfaat Kulit Buah Kopi Arabika Sebagai Anti Kanker Payudara

straightnews1504 Dilihat

FIXSUMBAR, – Sejauh ini upaya pencegahan kerusakan lingkungan telah dilakukan dengan memanfaatkan kulit buah kopi sebagai pakan ternak, kompos, fermentasi jamur dan cascara tea. Namun, kulit buah kopi belum dimanfaatkan secara maksimal di bidang kesehatan.

Nyatanya kulit buah kopi arabika mengandung karbohidrat sampai 50%, protein 10%, serat 20%, lemak 2,5%, kafein 1,3% dan senyawa fenolik serta tanin sekitar 8-10% (Bhoite dan Murthy, 2015). Kulit buah kopi arabika juga mengandung flavonoid, polifenol, kafein, asam klorogenat, tanin, antosianin dan vitamin C berperan dalam antioksidan, antibakteri, antiinflamasi dan menangkap radikal bebas.

Sayang rasanya jika limbah dari kulit buah kopi ini jika tidak di manfaatkan dengan baik, oleh karena itu tim PKM-RE dari Departemen Biologi, Universitas Andalas melakukan riset mengenai limbah kulit buah kopi arabika dengan harapan nantinya akan menjadi obat herbal antikanker yang aman bagi masyarakat dan mempunyai efek samping yang rendah.

Baca Juga :  Dedengkot AJI Padang Latih Pers Mahasiswa tentang Cek Fakta

Kanker merupakan jenis penyakit tidak menular yang terjadi ketika sel yang tumbuh tidak normal dan akan menyebar ke seluruh tubuh hingga menyebabkan kematian. Pengobatan kanker saat ini masih memprihatinkan karena memiliki efek samping yang sangat berbahaya. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Sementara itu, lebih dari 22 ribu jiwa kasus untuk jumlah kematiannya (Kesehatan, 2022). Terdapat 3 daerah dengan kasus kanker terbanyak yakni DIY, Sumatera Barat dan Kalimantan Timur.

Harapan dari tim ini dapat menekankan angka kejadian kanker payudara di Indonesia, menjadi rujukan dalam pengembangan obat herbal sebagai antikanker payudara serta diperlukan tahap penelitian lebih lanjut berupa uji klinis dan penelitian tentang senyawa murni didalam kulit buah kopi arabika yang berpotensi sebagai antikanker.

Penelitian yang dilakukan oleh tim PKM-RE ini dibimbing langsung oleh dosen yang sangat berpengalaman yaitu Dr. Rita Maliza dan diketuai oleh Tio Firmansyah bersama empat orang anggota yakni Atika Yasmin, Gledis Natasha Kinski, Imam Fitra dan Mutiara yang merupakan mahasiswa Departemen Biologi FMIPA Universitas Andalas.

Baca Juga :  500 Mahasiswa Unand Pemegang KIP Kuliah Terancam Berhenti, M Zuhrizul Berikhtiar Carikan Solusi

Riset yang dilakukan oleh tim Arabika ini melalui serangkaian uji untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dimana mereka telah dilakukan studi invitro (MTT-Assay), uji fitokimia, uji UPLC-MS dan studi insilico (molecular Docking) untuk memastikan efektivitas kopi Arabika dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.

Studi insilico dengan molekular docking dan melihat berbagai macam senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit kopi arabika dengan analisis LC-MS. Senyawa yang menjadi agen antikanker dan antitumor yang terkandung dalam ekstrak kulit kopi arabika dari hasil analisis terdiri dari asam klorogenat, kafein, polifenol, dan tanin sebagai antioksidan yang dapat melawan kanker payudara.

Sedangkan studi invitro dilakukan di Laboratorium Biomedik, Universitas Andalas membuktikan bahwa kulit kopi arabika memiliki potensi sebagai antikanker payudara pada sel T47D dengan hasil analisis MTT Assay yang menunjukkan sel kanker hidup pada konsentrasi tinggi (1000 µg/mL) hanya menyisakan 4% sel kanker hidup saja.

Baca Juga :  Boneka Tangan Fauna dan Buku Cerita Rakyat Berbasis Teknologi Informasi

Sumber

Bhoite, R.N., P.S. Murthy. 2015. Biodegradation of coffee pulp tannin by Penicillium verrucosum for production of tannase, statistical optimisation and its application, Food and Bioproducts Processing, http://dx.doi.org/10.1016/j.fbp.2014.10.007.

Kesehatan, K. 2022. Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan 1–7.

Zainuddin, D. dan T. Murtisari. 1995. Penggunaan limbah kopi agroindustri buah kopi (kulit buah kopi) dalam ransum ayam pedaging (Broiler). Pros. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klep, Puslitbang Peternakan, Bogor. Hlm. 71-78 (opini)

 

Oleh: Tio Firmansyah

Mahasiswa Biologi UNAND

 

Dapatkan informasi terbaru dari fixsumbar.com setiap hari di Grup Telegram Ini.

 



Komentar