Mengurai Sengkarut Macet Saat Mudik di Sumatera Barat

Opini1263 Dilihat

Oleh : Ilhamsyah Mirman

(Ketua KTS/Founder RRc)

FOCUS Group Discussion (FGD) “ Macet Mudik Sumatera Barat, Masalah dan Solusi” Selasa 10 Mei 2022 di Pusako Alam Plantshop & Coffee, Padang berlangsung dengan hangat dan penuh ide kreatif.

FGD digelar untuk menjawab permasalahan klasik saat mudik lebaran. Acara dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, yang juga bertindak sebagai Special Speakers dengan paparan langkah yang dilakukan pemerintah daerah dalam merespon gelombang perantau yang pulang kampung.

Gubernur sangat mengapresiasi upaya berbagai pihak yang membantu pemudik untuk mendapatkan informasi saat berada di Sumatera Barat. SMS Gateway dan Layanan Pengaduan Hotline adalah diantara inovasi pemerintah untuk memberikan pelayanan.

Terkait kemacetan akibat kedatangan 1,8 juta orang dibeberapa titik jalan, langkah yang dilakukan di antaranya dengan menyediakan Pos Keamanan dan Kesehatan di beberapa titik, perbaikan jalan dan rekayasa lalu lintas, optimalisasi penggunaan jalur alternatif dengan memastikan kondisinya layak untuk dilalui.

Untuk kedepannya akan diupayakan reaktifasi beberapa koridor jalur kereta api, pembangunan fly over dan ruas jalan baru, termasuk upaya percepatan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Padang – Pekanbaru.

FGD digagas Ketua KATUA Teknik Sipil (KTS) Ilhamsyah Mirman bersama Yosritzal, Ph.D (Ketua Pustrans) ini didahului dengan kata pengantar oleh Dr.-Ing. Ir. Uyung Gatot Syafrawi Dinata, MT (Ketua LPPM Universitas Andalas). Uyung menyampaikan bahwa fenomena macet di Sumatera Barat sebagai akibat aktifitas mudik lebaran selalu terjadi setiap tahun. Untuk itu diharapkan dari FGD ini muncul gagasan untuk mengatasi masalah tersebut.

Melalui Pusat Transportasi, Universitas Andalas mempunyai kompetensi dan kapasitas yang bagus dalam membantu menyelesaikan masalah transportasi di Sumatera Barat.

Pemantik diskusi oleh Yosritzal, menyorot acap kali terjadi perlambatan. Memang perlambatan perjalanan tidak mudah dihilangkan, namun bisa dikurangi dengan kehadiran petugas di lapangan mengurai kemacetan melalui manajemen dan rekayasa lalu lintas. Selain itu, perlu dipikirkan solusi jangka panjangnya yang lebih berdampak seperti pengaktifan kembali jalur kereta api Padang-Bukittinggi-Payakumbuh, menambah jalur alternatif yang solutif, seperti penyelesaian jalan Lubuk Minturun – Paninggahan, dan alih kewenangan dan peningkatan jalan Ampang Kualo Aripan Kacang Bukit Kanduang.







Komentar