FUXSUMBAR — Sumatera Barat itu di peta kebencanaan naaional adalah ‘supermarket’ bencana viral dulu sebutan itu kareka diungkap oleh Gubermur Sumbar waktu itu Gamawan Fauzi.
Kondisi geografis dan geoekonomis Sumatera Barat yang sebagian besar masih merupakan wilayah perdesaan atau Nagari di mana infrastruktur masih belum selengkap di perkotaan, maka ancaman bencana baik alam maupun non alam sangat besar.
“Pada saat bersamaan Palang Merah Indonesia (PMI) sebagaimana amanat UU No 1 tahun 2018 haruslah berada di wilayah bencana itu paling lambat enam jam setelah terjadi bencana. Keterbatasan yang ada pada PMI membuat PMI harus mencari cara atau terobosan bagaimana pelayanan PMI itu cepat sampai ke Nagari di saat bencana. Tidak ada jalan lain kecuali caranya masyarakat Nagari memiliki juga kemampuan kepalangmerahan paling tidak untuk pertolongan pertama,”ujar Ketua PMI Sumbar, H. Aristo Munandar.
Aristo sampaikan itu saat memberi sambutan pada Rakor PMI Sumbar – PMI Pasaman Barat menyiapkan kegiatan menyambut HUT PMI pada 17 September mendatang.
Rakor yang berlangsung Rabu 24 Agustus 2022 di aula Kantor Bupati Pasaman Barat itu dihadiri unsur Pengurus PMI Sumbar dan PMI Pasaman Barat dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto.
Menurut Aristo, PMI tahun ini mulai memprogramkan apa yang disebut Nagari Palang Merah, yakni nagari yang warganya memiliki kemampuan kepalangmerahan, memiliki kesiapsiagaan atas bencana dan memiliki kemampuan menolong diri sendiri pada saat bencana.
“Kita beri pelatihan kepada anak nagari dengan membentuk PMI Nagari, kita harap tahap pertama ini tiap Kabupaten/Kota memiliki satu Nagari Palang Merah. Yang kemudian dapat diduplikasi oleh nagari yang lain seerta diharapkan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah masing-masing Kabupaten/Kota,”ujar Aristo Munandar.
Rencananya, kata Aristo, pada puncak peringatan HUT PMI tanggal 17 September mendatang Nagari Palang Merah inusiasi PMI Sumbar itu akan diluncurkan di Pasaman Barat.
“Satu dari sekian Nagari disiapkan di Pasaman Barat menjadi pilot project bagi program ini, yakni Nagari Sinuruik,” ujar Aristo.
Komentar