FIXSUMBAR --- Hoaks marak pasti menggerus kepercayaan publik pembaca ke media mainstream.Upaya jurnalis perangi hoaks itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang menggelar pelatihan cek fakta selama dua hari di dua lokasi. Pelatihan diikuti 20 peserta dari berbagai media, Sabtu-Minggu, 21-22 Mei 2022.
Pelatihan cek fakta AjI Padang ini diigelar atas dukungan Google News Initiative, di Kota Padang ada empat pemateri yang ditugaskan oleh AJI, yakni Donal Chaniago, Novia Harlina, Yose Hendra dan Ocha Mariadi.Materi pelatihan di antaranya mengenai lanskap hoaks dan peran media, anatomi hoaks, analisis sumber, konten, dan audit media sosial.
Dilanjutkan dengan verifikasi lokasi, verifikasi waktu, teknik pencarian google, digital hygiene, dan etika pengecekan fakta.Ketua AJI Padang Aidil Ichlas mengatakan, pelatihan ini bagian upaya untuk memperjuangkan Tri Panji AJI, yaitu mendorong dan melindungi kemerdekaan pers, mewujudkan profesionalisme jurnalis, dan meningkatkan kesejahteraan jurnalis.
"Di tengah bajibun konten berita palsu atau hoaks, adalah tangangan jurnalis untuk membekali diti sdhingga tak tercebut pada berita hoaks atau memproduksi hoaks news," ujadi Uncu Aidil biasa ketua AJI Padang di sapa banyak kalangan di Sumbar, Minggu sote ini.Tips untuk memerangi informasi bohong tersebut kata Uncu Aidil adalah dengan meningkatkan literasi digital.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan bersama, apalagi perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat, jurnalis harus bisa membedakan mana informasi asli dan hoaks. Kami di AJI berharap peserta bisa menjadi pelopor pemberi informasi untuk lingkungan sekitar,"ujar Uncu Aidil.Pemateri cek fakta, Novia Harlina menyampaikan di tengah banyaknya informasi di dunia dari berbagai sumber, banyak orang khawatir tentang kesalahan dan disinformasi termasuk media.
Menurutnya, hal tersebut terjadi atas dasar ketidaktahuan dan ingin menyampaikan informasi secara cepat."Inilah yang mendorong AJI untuk mengadakan pelatihan cek fakta ini, agar jurnalis lebih tahu dan paham terkait informasi palsu dan bagaimana cara mengatasinya," ujar Novia Harlina.Pemateri lainnya, Yose Hendra mengatakan seorang jurnalis penting mengikuti pelatihan cek fakta ini. Kata dia, wartawan mesti cakap dalam mengolah data yang valid.“Pelatihan ini mengenalkan tools dan alat yang disediakan google maupun lainnya. Hal ini mesti dimanfaatkan betul oleh wartawan demi menyajikan data yang benar dan memerangi hoaks," kata Yose.
Yose menjelaskan, jika wartawan tidak skeptis, dikhawatirkan akan membuat berita yang keliru. Sebab, tidak sedikit media yang terpedaya isu yang tidak jelas, sehingga menyesatkan.“Bahkan, media nasional beberapa kali kecolongan mengabarkan berita palsu. Ini menjadi peringatan bagi jurnalis, bahwa harus berhati-hati menyaring data,” terangnya.
Lanjut Yose, pelatihan cek fakta ini telah rutin dilakukan sejak 2017 lalu. “Ini merupakan tanggung jawab google, karena di platform itu pula saat ini misinformasi dan disinformasi banyak bertebaran,” jelas dia.Yose berharap, peserta dapat menerapkan ilmu dalam pelatihan ini agar membawa iklim jurnalistik yang lebih baik lagi.
Seorang peserta Mona Sisca mengatakan acara ini sukses dan dia mendapatkan banyak ilmu yang tidak bisa didapatkan di tempat lain."Pelatihan ini mempelajari berbagai alat dari Google dan yang tersedia di internet untuk memeriksa kebenaran informasi di dunia maya, " ujar Mona.
Editor : Fix Sumbar