Raker dengan Kementerian Investasi, Hj Nevi Zuairina Tekankan Pentingnya Kemitraan Usaha Besar dengan UMKM 

Ekbis, straightnews96 Dilihat

Jakarta, – Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina, pada Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM, menyampaikan beberapa poin penting terkait realisasi investasi dan peran Kementerian Investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Nevi Zuairina mengapresiasi capaian realisasi investasi yang telah mencapai Rp 829,9 triliun pada semester pertama 2024, yang menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1,2 juta orang.

Namun, ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi sektor UMKM dalam mendapatkan porsi yang layak dari kredit perbankan. Dari total credit lending sebesar Rp 6.300 triliun, UMKM hanya mendapat porsi 18%, padahal sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap lapangan pekerjaan.

Baca Juga :  KEK Kesehatan Solusi Warga RI Tidak Berobat ke Luar Negeri,

“Kementerian Investasi harus lebih konsisten dalam mendorong kemitraan antara usaha besar dan UMKM di daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2022. Realisasi kemitraan ini penting untuk pemerataan ekonomi dan harus ada sanksi tegas bagi yang tidak menerapkannya, bukan hanya berupa himbauan,” tegas Nevi dikutip dari NZ Media Center Rabu 18/9-2024.

Politisi PKS ini juga menyoroti penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia, berdasarkan data BPS, yang menurun dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. Ia menantang Kementerian Investasi untuk berkontribusi dalam meningkatkan jumlah kelas menengah dengan strategi investasi yang tepat sasaran.

Baca Juga :  Hj Nevi Minta BUMN Logistik Layani Maksimal Arus Mudik dan Balik Lebaran 1444 H

“Investasi harus diarahkan untuk menciptakan ketahanan pangan dan energi, serta mendukung swasembada pangan. Sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan harus menjadi prioritas, meskipun kurang menarik bagi investor, karena sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan meningkatkan daya beli masyarakat,” tambah anggota Badan Anggaran ini.

Selain itu, Nevi menyoroti pertumbuhan angkatan kerja yang mencapai 149,38 juta orang pada Februari 2024, yang memerlukan strategi khusus dalam menarik investasi di sektor industri padat karya untuk mengurangi angka pengangguran.







Komentar