Padang--Rendang Goes to Europe diinisiasi Iwan Bogananta, Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania di Bali pada Kamis 24 Maret 2022.Eee hajatan untuk semakin menduniakan rendamg itu justru menuai pro-kontra netizen, terutama netizen ber-DNA ranah Minang dan pelaku UMKM kuliner mendunia rendang.
"Kok diadakan di Bali, Rendang itu kan asli Minangkabau, di Sumbar adalah city of originnya rendang, dan kenapa UMKM Sumbar tak dilibatkan," itu semburan netizen di instagram dan twitter-nya Menparekraf Sandiaga Uno.Bahkan saat hadir pengukuhan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar, Sabtu 26 Maret 2022, berita soal pro-kontra itu pun mengalir kencang ke berbagai whatsapp group di Sumbar.
Netizen gelisah, Sandiaga Uno di Auditorium Istana Gubernur Sumbar menjelaskan bahwa saat ini ada dua yang diikenali oleh masyarakat dunia tentang Indonesia."Pertama itu tentu masakan rendang, bahkan sudah dinobatkan sebagai makanan terenak se dunia oleh CNN internasional, kedua Bali sebagai tempat kunjungan utama destinasi wisata di Indonesia. Saat diluncurkan di ajang G20 Bali, program ini mendapat sambutan luar biasa karena komitmen dari pada ekspor rempah yang mencapai Rp 2 miliar dollar,"ujar Sandiaga.
Menyela ribut netizen di berbagai whatsapp group Ketua BPPD Sumbar Dr Sari Lenggogeni menjekaskan program Rendang Goes To Europe adalah peluang pelaku UMKM untuk melakukan pengembangan pasar melalui inovasi bumbu rendang secara modern ke mancanegara khususnya negara bagian Eropa."Jadi sebenarnya ini peluang yang bagus untuk kemajuan pariwisata kuliner Sumbar. Dan nanti BPPD akan menagih peluang ini supaya bisa dimanfaatkan oleh desa wisata sebagai penghasil rempah-rempah bumbu rendang seperti Kelapa, Cabe dan lain-lain bisa dieksport ke berbagai belahan dunia lainnya" ujar Sari Leggogeni.
Lebih lanjut menurut Sari sebenarnya Menparekraf Sandiaga Uno justru membuka peluang bisnis kuliner ini melalui eksport bumbu rendang"Biar saja mereka, mungkin memang memiliki stock daging lebih tinggi sebagai bahan baku rendang namun untuk bahan baku bumbu rendangnya mereka pasti tetap perlu pasokan dari Sumbar Indonesia untuk mendapatkan taste original," ujar Sari Lenggogeni yang satu dari banyak pakar pariwisata jadi kepercayaan Menparekraf RI.Cheff profesional, iwan Febrian CEO 30 jaringan restouran Mak Aciak , di Jabodetabek juga mengatakan hal senada, menurutnya negara Eropa hanya memiliki surplus daging namun mereka tidak punya bumbu."Ini adalah kesempatan yang besar untuk sumatera barat, mari kita siapkan bumbu rendang kita dan packacing nya. Karena rendang itu diciptakan untuk Dunia dan menjadi makanan yang akan wajib ada di seluruh reatoran dunia" kata Iwan.
Zuhrizul, Ketua TPP Desa Wisata Sumbar ikut mengajak Desa Wisata yang punya potensi penghasil bahan baku bumbu rendang di sumbar menyiapkan diri bekerjasama dengan Bumnag untuk mengeksport bumbu-bumbu rendang dan bahan baku rendang ke mancanegara."Ini pasar pasti, karena pabriknya sudah ada di Norwegia, tinggal rantai pasok rempah rendang, Sumbar harus terdepan, Pemprrov dan Pemkab serta Pemko harus mempersamakan ini untuk memfasilitasi A samai Z rantai pasok rempah kualitas ekspor itu," ujar Zuhrizul. (dri/sis)
Editor : Fix Sumbar