Sumbar Concern dengan Isu Perubahan Iklim Tapi Standar GESI Belum Maksimal

LP2M dam PKBI gelar FGD dibuka Gubernur Sumbar Mahyeldi secara online, Selasa 22 Maret 2022.(dok)
LP2M dam PKBI gelar FGD dibuka Gubernur Sumbar Mahyeldi secara online, Selasa 22 Maret 2022.(dok)

FIXSUMBAR --- Isu Perubahan Iklim tak bisa doanggap sepele oleh pemerintahan di Sumbar.Sehingganya LP2M dan PKBI Sumbar menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertemakan Adaptasi Perubahan Iklim Memperluas Ruang Diskusi Pemerintah Terhadap Aksi Berkehatanan Iklim digelar LP2M dan PKBI Sumbar di Santika Hotel Kota Padang, Selasa 22 Maret 2022.

Gubernur Sumbar H Mahyeldi membuka FGD secara zoom meeting dan menegaskan Pemprov Sumbar sangan concern dengan isu perubahan iklim.Pada FGD bertindak sebagai pemantik diskusi dari Bappeda propinsi Sumbar yakni. Benny Sakti. MM dan dari BMKG bapak Heron Tarigan S.P, M.Si.

"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) sangat concern terhadap isu-isu dan pengendalian perubahan iklim. Bahkan sudah disiapkan dokumen-dokumen seperti RAD-GRK dan SRAP-REDD ," ujar H Mahyeldi Ansyarullah.Metode dipakai Sumbar kata Mahyeldi dalam menghadapi isu perubahan iklim dan mengimplementasikanmya yaitu mengedepankan pelibatan multi pihak dalam pengendalian perubahan iklim di Sumatera Barat.

FGD topik perubahan iklim ini mengambil data daerah super prioritas dari Bappenas. Selain peserta super prioritas dari lima kabupaten minus Agam, juga hadir CSO seperti Jamari Sakato.Menurut Tanty Herida dari LP2M pada FGD terjadi perdebatan alot di antara peserta, tapi akhirnya FGD Perubahan Iklim Selasa kemarin itu mengambil benang merah bahwa akibat perulubahan iklim tak terkendali Sumbar bisa saja terancam ketahanan pangan.

"Dampak perubahan iklim dibidang pertanian d imana akan terjadi degradasi lahan pertanian, bibit, pupuk, serangan hama dan variabilatus iklim dan perubahan iklim, " uajr Tanty menyampaiakn kesimpulan FGD, Rabu 23 Maret 2022 kepada media di PadangSelain itu menghempang dampak perubahan iklim itu harus ada intervensi Pemprov Sumbar pada tataran kebijakan.

"Terutama kebijakan pembangunan berketahanan iklimm Dan itu sudah diakomodir pada visi Sumbar Madani yang Unggul dan Berkelanjutan. Misi dari visi Sumbar Madani itu bertujuan terwujudnya insfrastruktur yang handal dan merata,"ujar Tanty.FGD Selasa itu ada beberapa strategi ditekurkan dalam menghadapi isu perubahan iklim di antarannya;

1. Peningkatan pelestarian dan pengelolaan lingkungan.2. Peningkatan upaya adaptasi mitigasi perubahan iklim.

3. Di dalam adadtasi dan mitigasi perubahan iklim harus melibatkan semuanya."Sampai saat ini menghempang dampak perubajan iklim di Sumbarx ternyata belum melibatkan kelompok rentan yaitu perempuan, anak - anak, anak muda, lanjut usia, masyarakat adat, komunitas lokal dan penyandang disabilitas," ujar Tanty.

FGD Selasa itu juga menekankan perlu Standar GESI."Standar Gender Equality and Social Inclusion (GESI) ada kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," ujarnya.

4. Perlu adanya kebijakan yang lebih meinterfensi di mana 5 kabupaten kota yang menjadi super prioritas untuk segera membuat program yang lebih konkrit untuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim."Program itu, diutamakan kepada sektor pertanian, kehutanan (BPDAS), PU ) sumber daya air) peternakan, kesehatan, BNPB, pariwisata, transportasi," ujarnya.

Editor : Fix Sumbar
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini