FIXSUMBAR --- Anggota Komisi VI DPR, Hj. Nevi Zuarina menyita perhatian peserta rapat kerja Komisi VI dengan Kemendag RI.Hj Nevi Zuairina memang dikenal kritisi tapi solutif oleh koleganya di DPR RI. kali ini Hj Nevi Zuairina mengkritisi mahalnya harga beras.
"Kok masih mahal pak menteri, padahal sudah Impor beras,"ujar Hj Nevi Zuairina dikutip dari NZ Media Center Kamis 14/3-2024.Menurut Hj Nevi sejak awal Ramadhan tahun ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan lonjakan harga sejumlah bahan pangan pokok.
Nevi mengupas ata Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang melaporkan pada tanggal 12 Maret 2024, harga beras premium telah naik sebesar Rp 10 menjadi Rp 16.490 per kilogram, dan beras medium juga mengalami kenaikan serupa menjadi Rp 14.350 per kilogram."Kenaikan harga beras memicu naiknya harga kebutuhan pokok lainnya membuat beban masyarakat. Kini coba pak Menteri atau pejabat Kemendag cek ke pasar, semuanya ikutan naik, sebut saja bawang putih, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, telur ayam ras, gula konsumsi, dan minyak goreng kemasan, itu semua mencerminkan tekanan inflasi pada kebutuhan dasar masyarakat,"ujar Hj Nevi Zuairina.
Melihat lonjakan harga yang luar biasa, Hj Nevi berharap pemerintah dalam hal ini Kemendag RI bertindak, jangan dibiarkan terus ini pak."Kasian rakyat pak, yang terus mendapat dampak langsung situasi beras dan pangan lainnya yang mahal,"ujar Nevi.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo, mengungkapkan optimisme pemerintah mengenai keamanan stok pangan selama bulan puasa.Arief mengatakan Insya Allah stok pangan dengan harga terjangkau aman di ramadhan ini.
Pemerintah, menurutnya, telah menerapkan lima program kunci untuk stabilisasi pangan yang meliputi penderasan stok beras, Gerakan Pangan Murah, Fasilitasi Distribusi Pangan, percepatan penyaluran jagung, dan bantuan pangan beras gratis kepada jutaan keluarga penerima manfaat, sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan.Hj. Nevi Zuairina, anggota Komisi VI, mengkritik keras realitas harga bahan pangan yang tetap mahal di pasaran."Mana buktinya, pemerintah telah melakukan impor beras untuk menambah stok, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa upaya tersebut belum mampu menekan harga beras di pasaran. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas langkah yang diambil oleh Kementerian Perdagangan, RNI, Bulog, dan PTPN III dalam mengatasi permasalahan kenaikan harga bahan pangan yang berulang setiap tahunnya, terutama selama Ramadhan,"ujar Nevi.Politisi PKS ini menyoroti pentingnya transparansi dalam tata kelola bahan pangan, termasuk dalam hal data ketersediaan dan jadwal distribusi bahan pangan melalui program bantuan sosial.
Hj Nevi menegaskan bahwa pengelolaan yang baik harus menghindari manipulasi untuk kepentingan segelintir pihak dan memastikan prinsip good governance serta pertanggungjawaban publik dalam setiap langkahnya.Bansos Lagi
Pendistribusian bantuan sosial (Bansos) menjadi kritik lain HK Nevi Zuairina. Menurut anggota DPR RI ini proses distribusi Bansos seringkali tampak tidak melibatkan Menteri Sosial secara langsung.Padahal Bansos itu yang seharusnya memainkan peran penting dalam penyaluran bahan pangan kepada masyarakat yang berhak menerima, Mensos harus dilibatkan.
Karena Menteri Sosial dinilai bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi bantuan sosial.Dalam menghadapi potensi krisis pangan, Legislator asal Sumatera Barat II ini meminta pemerintah untuk mempersiapkan strategi yang lebih kuat. Ia menekankan bahwa program-program seperti makan siang gratis, meski berniat baik, tidak boleh mengorbankan ketahanan pangan nasional atau mendorong ketergantungan yang lebih besar terhadap impor bahan pangan.
Editor : Fix Sumbar