Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang

Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang
Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang

ACEH - Rizky masih terdiam di teras rumahnya di Benua Raja, Aceh Tamiang. Pandangannya kosong, seolah banjir itu belum benar-benar pergi. Lumpur memang mulai mengering, tetapi ingatan tentang air yang naik perlahan masih melekat kuat di kepalanya.

Peristiwa itu terjadi Rabu siang, 25 November. Saat itu, air mulai memasuki badan jalan. Posisi jalan yang lebih rendah dari rumah membuat arus cepat merangsek ke permukiman.

“Awalnya air masuk jalan dulu. Karena jalan lebih rendah dari rumah,” ujar Rizky mengenang.

Tak lama kemudian, air terus meninggi. Rizky dan keluarganya memutuskan keluar rumah. Evakuasi dilakukan terburu-buru, hanya menyelamatkan diri. Malam itu, mereka mengungsi ke sebuah masjid di kawasan Benua Raja.

“Rumah sudah nggak kelihatan lagi malam itu,” katanya lirih.

Pada awalnya, banjir belum sepenuhnya menenggelamkan rumah. Ketinggian air masih sebatas betis. Namun kondisi berubah drastis keesokan harinya. Kamis, air terus naik tanpa henti.

“Mulai hari Rabu itu, hujan nggak berhenti sampai empat hari,” ujarnya.

Puncaknya terjadi Jumat. Air hampir menutup seluruh bangunan rumah. Yang tersisa hanya pucuk atap seng.

“Sekarang tinggal pucuknya aja. Kampung itu habis kena semua,” kata Rizky.

Ia mengaku pernah mengalami banjir sebelumnya, termasuk pada 2022 dan banjir bandang 2006. Namun, menurutnya, banjir kali ini adalah yang terbesar sepanjang hidupnya.

Editor : Fix Sumbar
Banner WIES 2025 1
Bagikan

Berita Terkait
Terkini