Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang

Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang
Empat Hari Dikepung Air: Rizky dan Kisah Rumah yang Hilang di Aceh Tamiang

“Kalau yang dulu, air cuma sampai pinggang. Ini paling parah,” tegasnya.

Menariknya, Rizky tidak tinggal tepat di bantaran sungai. Rumahnya berada agak jauh. Namun, alur pembuangan air dari permukiman menuju sungai justru menjadi jalur masuk air ketika sungai meluap.

“Sungainya sudah memuap, air masuk ke alur itu. Dari situlah air masuk ke rumah,” jelasnya.

Setelah lebih dari 30 hari berlalu, Rizky dan keluarganya mulai kembali menempati rumah. Meski belum sepenuhnya layak, mereka tak punya banyak pilihan.

“Alhamdulillah sudah bisa masuk rumah lagi,” ujarnya.

Namun, kondisi di dalam rumah jauh dari normal. Perabotan rusak, kasur hanyut, dan lumpur masih menyisakan bau. Anak-anak kerap menangis, terutama bayi mereka yang baru berusia lima bulan.

“Pulang-pulang anak-anak nangis. Kasur sudah habis,” ucap Rizky.

Soal bantuan, Rizky mengakui pemerintah dan relawan telah turun ke lokasi. Distribusi bantuan masih berjalan, meski belum sepenuhnya merata.

“Sekarang sudah banyak yang turun, pemerintah, relawan, semuanya,” katanya.

Rizky berharap, ke depan penanganan banjir bisa lebih optimal. Ia tidak ingin peristiwa serupa terus berulang dan menghantui warga.

Editor : Fix Sumbar
Banner WIES 2025 1
Bagikan

Berita Terkait
Terkini