Padang, fixsumbar.com - Tim Pilkada Jaringan Pemred Sumbar (TP-JPS) 2024 kembali merilis hasil analisis mereka terkait potensi kemenangan sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Sumatera Barat.Hasil olahan data dari TP-JPS ini telah viral di berbagai platform media sosial dan portal berita online sejak dirilis pertama kali pada Jumat lalu. Kini, mereka kembali mengungkap prediksi terbaru untuk Pilkada lainnya, termasuk Pilgub Sumbar.
Pengungkapan ini disampaikan oleh Ketua Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Adrian Tuswandi, bertepatan dengan penetapan Paslon pada Minggu, 22 September 2024.Menurut Adrian, beberapa Pilkada di Sumbar diprediksi akan berlangsung ketat, terutama di Padang Pariaman, Kota Padang, dan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
“Di Pilkada Padang Pariaman, persaingan sangat ketat, namun peluang petahana Suhatri Bur masih lebih besar dibanding penantangnya, John Kennedy Aziz. Berdasarkan data dan sejarah politik, biasanya petahana di Padang Pariaman berhasil meraih dua periode.Jadi, secara elektoral, Suhatri Bur diprediksi akan kembali menjabat sebagai Bupati pada periode 2025-2030,” ujar Adrian, yang akrab disapa Toaik, saat berbincang santai dengan wartawan dan Sekretaris JPS, Zondra Voltra.
Pilkada Kota Padang juga memunculkan persaingan sengit antara tiga pasangan calon. Berdasarkan temuan TP-JPS, Fadly Amran, Hendri Septa, dan Muhammad Iqbal saling bersaing ketat dalam mengumpulkan suara rakyat. Zondra Voltra menjelaskan bahwa pemenang akan ditentukan pada saat-saat terakhir.“Fadly Amran saat ini unggul dari dua kandidat lainnya, tetapi pemenang Pilkada Kota Padang kemungkinan besar akan ditentukan oleh siapa yang memiliki daya tahan politik yang lebih kuat serta tim yang solid,” ujarnya.
Sementara itu, di Pilkada Pesisir Selatan, persaingan antara Rusma Yul Anwar dan Hendrajoni juga tidak kalah sengit. Keduanya tampil maksimal dengan berbagai trik dan strategi untuk meraih dukungan masyarakat.“Analisis kami menunjukkan bahwa Hendrajoni berpotensi memenangkan Pilkada ini, meskipun persaingan sangat ketat. Namun, hasil akhir Pilkada ini kemungkinan besar akan digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena potensi sengketa yang muncul,” ungkap Toaik.
Pilkada Sumbar 2024 semakin menarik dengan hadirnya dua perempuan sebagai calon bupati (Cabup). Bahkan, di Kabupaten Dharmasraya, terdapat pasangan calon yang seluruhnya terdiri dari perempuan, yakni Annisa dan Lely Arni.“Annisa dan Lely Arni adalah dua bundo kandung yang menjadi pasangan calon tunggal. Berdasarkan analisis elektoral, mereka hampir pasti meraih lebih dari 50 persen suara, yang membuat Kotak Kosong sulit untuk menang,” ujar Adrian.Selain itu, di Solok, pasangan Emiko-Irwan Afriadi menunjukkan tren elektoral yang cukup kuat. “Apalagi Emiko adalah istri dari Bupati Solok, Epyardi Asda, yang juga maju sebagai calon gubernur Sumbar. Di kalangan pemilih Solok, ada dorongan kuat untuk memilih pemimpin perempuan,” tambah Zondra.Sementara itu, untuk Pilgub Sumbar, TP-JPS terus memantau perkembangan elektoral dan melakukan wawancara dengan berbagai kalangan pemilih. Berdasarkan data terkini, Mahyeldi dan pasangannya, Vasko Ruseimy, diprediksi unggul signifikan.
“Di atas kertas, Mahyeldi-Vasko menang telak. Namun, pasangan Epyardi Asda dan Ekos Albar masih memiliki peluang untuk menang jika ada ‘keajaiban elektoral’ di Pilgub Sumbar 2024,” ujar Adrian.Mahyeldi dinilai memiliki basis pemilih setia yang sulit digoyahkan. “Mahyeldi memiliki pendukung kuat yang tak tergoyahkan, dan Vasko mampu menembus basis suara yang ragu. Kombinasi Mahyeldi yang religius dan Vasko yang merakyat memberikan daya tarik tersendiri bagi pemilih,” tambah Toaik.
Namun, pasangan Epyardi Asda dan Ekos Albar juga tidak bisa diremehkan. Kunci kemenangan mereka, menurut Adrian, ada pada sosok Ekos Albar yang mampu memainkan peran penting dalam menarik pemilih.“Jika Ekos diberi ruang lebih besar untuk bergerak, ia bisa menjadi faktor penentu yang membawa kemenangan bagi Epyardi Asda,” ujarnya.
Adrian menegaskan bahwa analisis TP-JPS hanya sebatas prediksi, bukan kepastian hasil Pilkada. “Kita rilis prediksi ini sebagai bentuk informasi kepada publik, tetapi hasil akhir tetap ada di tangan KPU setelah penghitungan resmi pada 27 November nanti,” tutupnya. (***)
Editor : Fix Sumbar