Tamiang, Awal Peradaban Melayu yang Lenyap oleh Lumpur, Optimis Bangkit

Tamiang, Awal Peradaban Melayu yang Lenyap oleh Lumpur, Optimis Bangkit
Tamiang, Awal Peradaban Melayu yang Lenyap oleh Lumpur, Optimis Bangkit

Ketika Sejarah Tenggelam

Perubahan alur sungai, pendangkalan, dan perpindahan pusat ekonomi membuat Tamiang perlahan kehilangan perannya. Ketika Kesultanan Aceh Darussalam menguat dan kolonialisme datang, Tamiang pun menjadi daerah pinggiran.

Peradaban yang pernah berdiri di pusat lalu lintas dunia Melayu itu akhirnya tersisih. Rumah-rumah panggung berpindah, pelabuhan membisu, dan lumpur menutup jejak-jejak awal.

Identitas yang Bertahan

Meski peradabannya tak lagi tampak, identitas Melayu Tamiang tetap hidup, dalam bahasa sehari-hari dalam adat istiadat dalam pantun, petuah, dan hukum adat dalam Islam yang berakar kuat namun bersahaja

"Sampai kapan pun, Tamiang boleh saya kehilangan istana dan prasasti, tetapi tidak kehilangan jiwanya,"ujar Rian jebolan Univeristas Sumatra Utara.

Menyelamatkan yang Tersisa. Hari ini, Tamiang sebagai kabupaten terparah dihantam banjir bandang di Aceh. Tetap dikenang bahwa di bawah tanahnya, tersimpan cerita lama yang belum selesai ditulis.

"Tanpa riset arkeologi, dokumentasi sejarah, dan kesadaran kolektif, peradaban Melayu awal ini akan terus terkubur, bukan hanya oleh lumpur, tetapi oleh lupa. Ayo Tamiang ku, tetap optimis, meski sering diterjang bencana, tetap barakan semangat bangkit kembali jadi peradaban melayu kuno menjiwai anak kemebaka melayu modern kini,"ujarnya.

Meski Tamiang ditimbun lumput tapi sejak dulu kala, Tamiang adalah pengingat bahwa tidak semua peradaban runtuh oleh perang. Bencana Alam juga menjadi penyeban ditelannya peradaban, hilang secara perlaha ditelan lumpur, air, dan waktu.

"Tapi selama cerita masih dituturkan, sejarah belum benar-benar mati,"ujar tetua kampung Tamiang Minggu sore. (*)

Editor : Fix Sumbar
Banner WIES 2025 1
Bagikan

Berita Terkait
Terkini