Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat menyampaikan bahwa kebutuhan jagung di daerah masih belum sepenuhnya terpenuhi.
“Hanya 40 persen kebutuhan jagung yang mampu dipenuhi dari daerah sendiri, sisanya harus didatangkan dari luar atau bahkan impor,” ungkapnya.
Ia berharap program ini dapat menjadi titik awal peningkatan produksi lokal.
Menurutnya, Sumatera Barat memiliki banyak lahan tidur yang dapat segera dikelola dengan dukungan dari PT Mekar Investma.
“Kami punya banyak lahan tidur yang siap dikelola. PT Mekar Investma hadir untuk membantu pengolahan lahan, penyediaan bibit, pupuk, dan alat pertanian. Target kita, 1.000 hektare dapat mulai dikelola pada Agustus mendatang,” tuturnya.
Kapolda Sumatera Barat turut memberikan dukungan terhadap program ini dengan menekankan peran kepolisian dalam pembangunan.
“Kami tidak hanya menjaga stabilitas, tetapi juga ikut berkontribusi dalam program swasembada pangan. Kami ingin program ini tidak hanya besar di rencana, tetapi nyata di lapangan,” katanya.Ia juga menyampaikan bahwa institusi kepolisian mendukung penuh pendekatan strategis PT Paten yang mengusung prinsip 3U, upgrade, up screen, dan uplist sebagai metode modern meningkatkan hasil pertanian.
Sementara itu, CEO PT Mekar Investma Teknologi menyebut program ini sebagai bentuk kerja kolektif dari berbagai pihak.
“Ini butuh gotong royong. Pemerintah daerah, aparat negara, dunia usaha, investor, dan tentu saja petani harus duduk bersama. Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari kolaborasi ini,” ujarnya.
Editor : Redaksi