Potensi Wisata Sejarah dan Religi di Lamposi Tigo Nagori, Payakumbuh: Supardi Dorong Revitalisasi Makam Ulama

Potensi Wisata Sejarah dan Religi di Lamposi Tigo Nagori, Payakumbuh: Supardi Dorong Revitalisasi Makam Ulama
Potensi Wisata Sejarah dan Religi di Lamposi Tigo Nagori, Payakumbuh: Supardi Dorong Revitalisasi Makam Ulama

Payakumbuh, fixsumbar.com - Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina) di Kota Payakumbuh ternyata menyimpan banyak jejak sejarah yang berpotensi menjadi destinasi wisata religi. Tak hanya sebagai daerah dengan budaya yang kuat, Latina diduga pernah menjadi pusat penyebaran Islam di Sumatera, seperti yang terlihat dari banyaknya makam ulama yang masih terjaga hingga saat ini. Keberadaan makam-makam ini menjadi bukti sejarah pentingnya peran ulama di kawasan tersebut.Salah satu bukti konkret sejarah itu adalah makam ulama yang terletak di Parambahan, dikenal sebagai Makam Surau Randah. Makam ini dianggap keramat oleh masyarakat sekitar dan masih sering diziarahi untuk "bakaua" atau berdoa. Selain itu, terdapat juga Makam Surau Malin Mudo, tempat seorang ulama asal Aceh dimakamkan. Kehadiran makam ini menambah keyakinan bahwa Latina dahulu merupakan pusat kajian Islam dan tasawuf.

Menurut Buya Zuhairi, seorang ahli sejarah Islam, makam-makam tua ini menunjukkan bahwa sejak abad ke-17, para ulama telah aktif menyebarkan ilmu agama, khususnya tasawuf, di Lamposi Tigo Nagori. “Keberadaan makam ini membuktikan bahwa Latina pernah menjadi pusat keilmuan Islam. Ulama-ulama dari berbagai daerah, termasuk Aceh, pernah mengajar dan belajar di sini," jelasnya.Meski begitu, kondisi fisik makam-makam bersejarah ini cukup memprihatinkan. Kurangnya perawatan dan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya situs ini membuat makam-makam tersebut kurang diperhatikan. Melihat situasi ini, Calon Walikota Payakumbuh, Supardi, merasa perlu untuk melakukan upaya konkret dalam merawat dan mengembangkan potensi wisata religi ini.

Supardi, dalam kunjungannya ke makam-makam bersejarah di Parambahan dan Koto Panjang, mengajak peneliti dari Universitas Negeri Padang (UNP) untuk melakukan penelitian lebih mendalam terkait makam-makam tersebut. Ia menyatakan bahwa keberadaan makam ulama ini sangat penting, bukan hanya sebagai warisan sejarah, tetapi juga sebagai potensi wisata religi yang dapat dikembangkan.“Makam ini adalah bukti sejarah penyebaran Islam di Payakumbuh. Sangat disayangkan jika situs berharga ini tidak terawat. Kami telah mengajak peneliti dari UNP untuk meneliti lebih lanjut dan merancang strategi pengembangan kawasan ini,” ungkap Supardi.

Supardi berencana menjadikan makam ulama tersebut sebagai cagar budaya serta destinasi wisata religi. Ia percaya bahwa situs ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah, terutama bagi mereka yang ingin berziarah dan belajar tentang sejarah Islam di Sumatera Barat.Selain potensi wisata religi, Supardi juga menyoroti potensi lain di Kecamatan Latina, seperti keberadaan menhir dan peluang pengembangan agrowisata. Menurutnya, seluruh potensi tersebut dapat digabungkan dalam satu paket wisata terpadu yang akan menarik lebih banyak pengunjung.

"Latina ini menyimpan banyak potensi yang bisa dikembangkan. Selain makam ulama, juga terdapat menhir yang menjadi peninggalan sejarah, serta peluang besar dalam pengembangan agrowisata. Kami sedang merancang master plan pembangunan wisata terpadu agar kawasan ini menjadi destinasi andalan Payakumbuh," tutur Supardi.Pengembangan ini bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga akan melibatkan perencanaan yang matang agar wisata di Latina dapat bersaing dengan destinasi wisata lainnya di Sumatera Barat. Supardi optimis bahwa jika seluruh potensi ini dikelola dengan baik, Latina akan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan religi maupun sejarah.

Supardi telah membentuk tim khusus yang bertugas merancang master plan pengembangan wisata di Latina. Salah satu fokusnya adalah memastikan bahwa pengembangan tersebut tidak hanya mengutamakan aspek fisik, tetapi juga memperhatikan pelestarian sejarah dan budaya lokal. Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik.“Insya Allah, ke depan Latina akan semakin maju dan menjadi destinasi wisata unggulan di Payakumbuh. Kami akan melibatkan semua elemen masyarakat dalam upaya ini agar semua pihak merasakan manfaat dari perkembangan wisata di daerah ini,” kata Supardi optimis.

Dengan adanya revitalisasi makam-makam bersejarah dan pengembangan pariwisata terpadu, Supardi berharap bahwa Lamposi Tigo Nagori tidak hanya dikenal sebagai daerah bersejarah, tetapi juga sebagai tujuan wisata religi dan agrowisata yang bisa meningkatkan perekonomian lokal."Harapan saya, Latina bisa semakin berkembang dan menjadi destinasi wisata yang tidak hanya dikunjungi karena sejarahnya, tetapi juga karena potensi alam dan budayanya. Ini semua demi kesejahteraan masyarakat Payakumbuh," pungkasnya. (***)

Editor : Fix Sumbar
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini