Warga Hidup Rukun dan Damai, Pj Bupati: Ada Aksi Teroris itu Pasti Warga dari Luar

Kenduri Warga Menuju Desa Siaga BNPT/ FKPT Sumbar Disambut Meriah, Selasa 25/6-2024.(dok)
Kenduri Warga Menuju Desa Siaga BNPT/ FKPT Sumbar Disambut Meriah, Selasa 25/6-2024.(dok)

Mentawai - Pj Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak, S.St., Pi., M.Pi, mengatakan sampai sejauh ini kehidupan masyarakat di 10 kecamatan pada pulau terluar ini berjalan harmonis.Bila nanti ada isu-isu radikalisme dan terorisne diyakini itu berasal dari luar.

"Warga Mentawai ini hidup rukun dan damai dalam semangat kebersamaan mulai dari lintas agama, suku dan adat sampai kehidupan sosial," ungkap Jongguran, ketika membuka Kenduri Mewujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi, di ibukota kabupaten Tua Peijat, Selasa 25/6-2024.Kenduri melibatkan 100 peserta warga Mentawai, diselenggarakan FKPT Sumbar bersama BNPT, baru pertama kali memilih pulau di pantai barat Sumatera sebagai lokasi kegiatan.

Karena itu Bupati berharap, BNPT selalu memilih Mentawai untuk kegiatan berskala provinsi ataupun nasional."Kami akan nenyambut tamu dengan senang hati di bumi Sikerei ini," sebutnya.

Ketua FKPT Sumatera Barat, Adil Mubarak, mengatakan sebagai perpanjangan tangan BNPT di daerah, FKPT menjadi terdepan dalam pencegahan terorisme dan radikalisme."Kami dalam posisi menjalin koordinasi dengan semua pihak, terutama pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencegah jangan sampai ibu, anak remaja, dan warga umumnya terpapar isu dan paham yang merusak keutuhan bangsa," jelasnya.

Acara Kenduri dikemas dalam format lesehan santai namun serius, hingga makan bersama juga menganut pola musyawarah di kampung dengan duduk bersila.Narasumber nasional Maira Himadhani, M.Si, Kasub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT, menjelaskan secara lengkap pola terorisme dan sistem pencegahan oleh BNPT.

"Terorisme kini sudah menjadi musuh bersama negara-negara di dunia karena amat merusak sendi-sendi kehidupan manusia," paparnya.Sementara narasumber lokal, Martinus Dahlan yang juga Sekretaris Daerah Mentawai, menyebutkan, daerah ini sangat mudah mendeteksi pendatang baru lewat pintu pelabuhan.

Apabila ada yang membawa paham-paham menyimpang akan langsung terlihat berbeda sendiri. "Walaupun ketatnya pengawasan terhadap pendatang yang bisa membawa isu dan paham radikalisme, sekarang justru masuknya melalui media sosial yang bisa menyasar siapa saja yang kita tidak mengetahui orang," kata Sekda.(adr)

Editor : Fix Sumbar
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini