Di sisi lain, pemerintah harus mengambil kebijakan pengetatan anggaran, termasuk penyesuaian pada sejumlah belanja publik yang selama ini menopang aktivitas ekonomi di daerah.
Sebagai anggota Komisi XII yang membidangi keuangan, perbankan, dan ekonomi nasional, saya melihat bahwa masa transisi pemerintahan tahun ini merupakan ujian yang berat.
Pemerintah baru dihadapkan pada tugas besar: membalikkan situasi yang belum menguntungkan menjadi arah kebijakan yang lebih stabil dan berpihak kepada rakyat.
Stabilitas ekonomi bukan hanya soal angka-angka makro, tapi juga bagaimana keadilan distribusi bisa dirasakan oleh masyarakat di lapisan paling bawah terutama mereka yang hidup di nagari-nagari yang jauh dari pusat pembangunan.
Di sinilah pentingnya menghidupkan kembali semangat solidaritas sosial yang diajarkan oleh Idul Fitri.
Dalam konteks Sumatera Barat, kita mengenal falsafah "duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang."
Saat kita duduk sendiri, ruang menjadi sempit; saat kita duduk bersama, persoalan terasa ringan. Gotong royong bukan sekadar kerja fisik, tetapi kekuatan moral untuk saling menopang.Ketika ada tetangga yang kekurangan beras, warga lainnya patungan; ketika anak muda nagari kehilangan pekerjaan, masyarakat setempat saling mencarikan solusi.
Kita harus menjaga semangat ini tetap hidup, tidak hanya dalam bentuk tradisi, tetapi juga dalam kebijakan.
Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan generasi muda harus mulai menumbuhkan inisiatif-inisiatif lokal dari koperasi petani, kelompok usaha bersama, hingga jaringan distribusi pasar rakyat yang adil dan transparan.
Editor : Redaksi