Program-program ini tidak bisa berjalan tanpa kebersamaan, tanpa nilai gotong royong yang menjadi ruh dari masyarakat kita.
Idul Fitri juga menjadi saat yang tepat untuk memperkuat sinergi antara nilai agama dan agenda pembangunan. Islam mengajarkan keadilan, kepedulian, dan pemerataan.
Maka sudah selayaknya, kebijakan ekonomi yang dijalankan ke depan tidak hanya mementingkan pertumbuhan, tetapi juga pemerataan.
Kita tidak boleh membiarkan ada anak nagari yang tidak bisa sekolah karena biaya, atau ibu rumah tangga yang harus mengurangi makan karena harga bahan pokok terlalu tinggi.
Kita tidak boleh kehilangan empati sosial hanya karena angka-angka di atas kertas menunjukkan pertumbuhan.
Sebagai wakil rakyat dari Sumatera Barat II, saya menyaksikan langsung denyut nadi kehidupan masyarakat di pelosok Pasaman Barat, Agam, Lima Puluh Kota, dan kabupaten/kota lainnya.Saya tahu betul bahwa masyarakat kita kuat, tangguh, dan tidak mudah menyerah.
Tapi mereka juga membutuhkan kehadiran negara yang nyata melalui harga pangan yang stabil, akses pendidikan dan kesehatan yang merata, serta dukungan terhadap UMKM dan petani kecil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Momentum Idul Fitri ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa membangun bangsa tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah.
Butuh keterlibatan seluruh elemen masyarakat.
Editor : Redaksi