Sawah Pokok Murah: Ketika Inovasi Lapangan Memprovokasi Kita

Teks Foto : Munzir Busniah, Dosen Faperta Unand. IST
Teks Foto : Munzir Busniah, Dosen Faperta Unand. IST

Dimana “Murah”-nya?

Dimana murahnya SPM dibandingkan dengan konvensional? Yaitu dalam hal pembajakan, penggunaan pupuk buatan, pemanfaatan jerami dan pemakaian benih.

Biaya pembajakan pada budidaya konvensional Rp. 2.200.000 per hektar. Meskipun SPM tanpa dibajak, namun SPM butuh biaya untuk pemotongan tunggul padi, penyebaran mulsa jerami, dan pembuatan saluran air. Biaya untuk semua kegiatan tersebut Rp. 1.100.000. Jadi untuk menyiapkan lahan ada penghematan 50 persen pada SPM.

Biaya benih Rp. 400.000 per hektar. Biaya benih dapat dinyatakan hampir sama antara SPM dengan konvensional. Meskipun biayanya sedikit lebih murah pada SPM karena penggunaan benih bisa lebih sedikit.

Biaya pupuk buatan (Urea, SP-36 dan KCL) per hektar pada budidaya konvensional Rp. 2.500.000. Apabila pada SPM hanya digunakan 40 persen dari rekomendasi pada budidaya konvensional, maka ada penghematan biaya pupuk pada SPM sebesar Rp. 1.500.000.

Dengan memperhatikan ketiga komponen biaya tersebut (pembajakan, benih dan pemupukan) maka ada penghematan sebesar lebih kurang 50 persen pada SPM dibanding konvensional. Penghematan tersebut bukanlah hanya sekadar angka, tetapi harapan baru bagi petani kecil.

Apakah Produksi Menurun?

Dengan perubahan cara bercocok tanam pada SPM (tanpa dibajak, pengurangan penggunaan pupuk buatan, dan banyak saluran air), apakah tidak menurunkan produksi?

Budidaya tanaman Tanpa Olah Tanah (TOT) atau minimum tillage telah banyak direkomendasikan pada berbagai sistem budidaya. Demikian pula pada SPM, tanpa dibajak tidak menurunkan produksi. Kajian yang dibutuhkan adalah sampai musim tanam keberapa tanah tersebut tidak perlu dibajak.

Apakah banyaknya saluran air pada SPM menurunkan jumlah rumpun? Tidak. Banyaknya saluran air bisa diatasi dengan mengatur jarak tanam sehingga jumlah rumpun per hektar pada SPM tidak berkurang. Seperti yang berlaku pada sistem tanam Jajar Legowo. Pada Jajar Lewogo meskipun juga ada banyak saluran air, tetapi dengan mengatur jarak tanam, maka jumlah rumpun per hektar tidak berkurang.

Editor : Fix Sumbar
Banner Munas VI Nevi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini