Sumbar negeri elok yang aduhai dalam faktanya sektor pariwisata mestinya jadi sektor unggulan untuk menggeliatkan ekonomi, ternyata garapannya kurang optimal.
Benang merah lain penyebab down grade nya ekonomi Sumatra Barat di tengah potensi besar dipunyai provinsi ini adalah koordinasi fiskal lemah antar kabupaten, dana APBD tidak produktif SDM dan riset lemah.
"Ulah faktor-faktor begituan, telah menimbulkan produktivitas dan inovasi Sumbar rendah," ujarnya.
Masyarakat Sumbar terdampak karena lemahnya koordinasi fiskal, inovasi dan sinergisitas kebijakan yaitu, Kenaikan harga beras, cabai, transportasi mendorong inflasi biaya (cost-push). Daya beli masyarakat stagnan.
"Investasi baru menurun 8–10% dibanding tahun sebelumnya, urbanisasi tinggi ke Padang dan Bukittinggi tanpa dukungan lapangan pekerjaan dan infrastruktur yang memadai," ujar Ricky Donals.Ricky Donals berharap peluang potensi melimpah Sumbar bisa menjadi triger pertumbuhan ekonomi sangat terbuka.
"Asal pemimpin di Sumbar strong dalam hal menggeliatkan ekonomi, serta mendukung program hilirisasi produk pertanian, perikanan dll makan kita berharap 2026 Sumatera Barat bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya," ujar Ricky. (*)
Editor : Fix Sumbar