Walikota Padang Panjang, Hendri Anis, menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkomitmen menjadikan Bancah Laweh sebagai arena pacuan kuda representatif dan bersejarah.
"Kami sedang menyiapkan DED (Detail Engineering Design) untuk memperbaiki fasilitas pacuan kuda agar bisa digelar minimal sekali setahun. Tempat ini punya nilai sejarah tinggi bagi Batipuah, Lima Puluh Kota, dan Padang Panjang," ujarnya.
Anggota DPRD Sumbar, Erick Hamdani, menyebut pacu kuda bukan sekadar perlombaan, melainkan simbol ketangkasan dan kebersamaan masyarakat Minangkabau. "Kita ingin pacu kuda menjadi iven nasional yang mencerminkan keharmonisan dan keberagaman masyarakat,” katanya.
Sementara Ketua Pordasi Sumbar, Riki Putra, berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena memberi manfaat ekonomi bagi pelaku UMKM dan menjadi ajang hiburan rakyat.
Tokoh adat Angku Datuak Kupiah juga menyampaikan apresiasi kepada anak nagari dan panitia yang telah melestarikan tradisi ini. "Kami ninik mamak berterima kasih kepada anak kemenakan yang menghidupkan kembali galanggang Bancah Laweh. Ini tanah ulayat Nagari Gunung, gunakanlah untuk kegiatan positif bagi anak nagari,” ucapnya.Ketua Panitia, Delius Putra, melaporkan bahwa kejuaraan ini terlaksana berkat kolaborasi antara Pemprov Sumbar, Pemko Padang Panjang, dan berbagai pihak lainnya.
Sebanyak 59 ekor kuda dari berbagai daerah seperti Sumatera Utara, Aceh, dan kabupaten/kota di Sumbar ikut ambil bagian. Menariknya, iven ini juga melibatkan 1.877 pelaku UMKM, dan seluruh kegiatan dibuka gratis untuk masyarakat umum. "Ini iven untuk masyarakat. Semua bisa ikut menikmati tanpa dipungut biaya,” ucapnya. (*)
Editor : Fix Sumbar